Menjelang malam, disaat matahari mulai malu untuk
terbenam
Berjalan tertatih seorang perempuan tua
Matanya berat, badannya kurus bungkuk
Bebannya membuat bungkuknya semakin merunduk
Rambut putih mengkilat karena keringat
Kebaya lusuh dan kucal padu dengan kain kusam
melilit pinggangnya
Kau makan banyak kerikil jalanan,
Liurmu yang terkumpul sebagai pelepas dahagamu
Tak ada tempat berlindung, hanya pohon-pohon sudah membusuklah
tempat kau berteduh
Dikala hujan, dan malam datang
Perempuan tua, tidakkah engkau sanggup melangkah
Menuju bangunan yang berbentuk pantat kaummu di
sana???
Atau memang kau sudah lupa karena kau selalu
dilupakan dari bangunan itu?
Sabarlah perempuan tua, Tuhanmu akan selalu
mendengar tangisan dan doamu
Sejumlah tetesan keringatmulah bekalmu nanti setelah
kau pergi dari dunia ini
Kebaya lusuhmu akan kembali sehalus sutera, kain
kusammu akan mengkilat kembali wahai perempuan tua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
** berkatalah dengan bijak